Senin, 07 November 2011

CATATAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

MENGAPA MANUSIA BERAGAMA ?
1.       Beragama adalah Fitrah
2.       Kelemahan dan Kekurangan Manusia
3.       Tantangan Manusia

FUNGSI AGAMA ?
Agama diyakini menjalankan beberapa fungsi dalam masyarakat, seperti fungsi edukatif, fungsi penyelamatan, fungsi memupuk persaudaraan, fungsi pengawasan sosial, serta fungsi transformatif.

AGAMA & REALITA
F  “Agama adalah kenyataan terdekat sekaligus misteri terjauh. Begitu dekat, karena ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di rumah, kantor, media, pasar, dan di mana saja. Begitu misterius, karena ia sering tampil dengan wajah yang sering tampak berlawanan

KESIMPULAN
          Tidak ada satu alternatif yang dapat menggantikan agama dalam kehidupan manusia.
          Agama jika dijalankan dengan benar dan sungguh-sungguh akan menjamin kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.


AGAMA DAN AKAL
Akal memiliki tiga kelemahan pokok :
1)      Akal fikiran itu tidak dapat mengetahui hakekat kebenaran.
2)      Akal fikiran itu tidak dapat mengetahui letak dan hakekat kebahagiaan hidup.
3)      Akal fikiran itu tidak dapat mengetahui asal muasal manusia

Agama secara etimologi
          Sanskrit; a = tidak, gam = pergi
          Teks atau kitab suci
          Tuntunan
          Din; Undang-undang / hukum
          Religi; Mengumpulkan dan membaca, mengikat

Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk menuntun manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, yang di dalamnya mengandung unsur kepercayaan kepada yang gaib yang selanjutnya menimbulkan respons emosional dan keyakinan bahwa kebahagaiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut.
فِطْرَةَ اللهِ الَّتيِ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ... (الروم <30> : 30)
tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Q.S. Al Ruum {30} : 30)
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَتَهُمْ وَ أَشْهَدَهُمْ عَلىَ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ، قَالُوْا بَلىَ، شَهِدْنَا أَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِيْنَ
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",  (Q.S. al ‘Araaf {7} : 172)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar